Suku bangsa Gayo merupakan suku bangsa yang berdiam di dataran tinggi Gayo, tepatnya di kabupaten Aceh Tengah. Di atas 400-2600 m di atas permukaan laut suku bangsa ini hidup secara kekuluargaan.. Daerah kediaman suku bangsa Gayo lebih dikenal dengan sebutan Tanoh Gayo.  Orang gayo tersebar di tiga kabubaten besar di Aceh, diantaranya Aceh  Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan sebagian kecil daerah Aceh Timur.
Suhu  di dataran tinggi Gayo cukup dingin dan merupakan daerah yang paling  dingin di Aceh. Pohon pinus yang setia menggelilingi dataran tinngi  Gayo, dihiasi danau Laut Tawar menambah keindahan bumi Gayo.  Dibandingkan dengan kawasan lain di Aceh, dataran tinggi Gayo lebih  mempunyai potensi baik dalam pengembangan parawisata maupun sebagai  daerah penghasil sayur, buah-buahan dan biji kopi. Sehingga daerah ini  sanagt cocok untuk investasi. Dengan kedalaman 200 meter dan luas 17,5 x  4,5 kilometer ( melalatoa, 1995:276) danau Laut Tawar tidak kalah  cantiknya dengan danau yang berada di hawai. Selain unggul dengan keindahan panoramaya, danau ini juga cocok untuk pengembangan ikan air tawar. 
Bila  dilihat lebih dalam tetang danau Laut Tawar, kita dapat mempelajari  seribu keunikan di dalamnya, mulai dari peninggalan sejarah sampai  kekhasan daerah tersebutdiduga bom ini peninggalan masa penjajahan Jepang. Keunikan  yang dapat kita temui di Aceh Tengah adalah disekitar danau tersebut  terdapat gua-gua yang menjadi lengeda di daerah tersebut, seperti Gua  Loyang Koro, Gua Puteri Pukes, dan gua lain yang berada ti tengah-tengah  hutan seputar danau tersebut yang belum terjamah oleh dunia luar.  Keberadaan batu susheki di hutan Gayo menambah keindahan  panorama daerah ini. Bila bercondong kepasar internsional, batu ini  memiliki nilai jual yang sangat tinggi, berkisar 1- 100 juta rupiah.  Sejuta lengeda mungkin terdapat di Aceh Tengah, mulai dari cerita rakyat  Atu Belah sampai puteri ijo. 
Keberadaan daerah ini di Aceh menjadi pandangan utama bagi pengembangan pariwisata Alam di bumi serambi mekah. 
Data  tentang asal usul etnis Gayo sangat sedikit ditemukan di masyarakat,  karena tidak ad anya tulisan yang cukup untuk mengambil kesimpulan  tentang asal etnis Gayo. Dalam tulisan C.Snouck Hurgroje, Het Gayoland En Zinje Bewoners,  seorang sarjana dari Belanda mengatakan bahwa tidak ada sumber-sumber  sejarah tentang asal-usul etnis Gayo. Namun walaupun begitu bagi orang  Gayo sendiri asal usul suku bangsa Gayo juga m asih menjadi PR. Salah  satu pendapat mengatakan bahwa asal etnis Gayo dari orang-orang batak  yang memeluk agama Islam yang kemudian melarikan diri ke dataran tinggi  Gayo. Sumber yang ke dua, mengatakan bahwa orang-orang batak yang  berasal dari Gayo yang kemudian melarikan diri ke bagian selatan  sumatera barat, kemudian disebut dengan batak tapanuli. 

 
 

