(Gayo –  11/08/011-Takengen, Joni Aman Rima)
Ketika saya berjalan-jalan mengarungi  alam raya untuk menikmati ciptaan Tuhan, tepatnya tahun 2009 s/d 2011,  banyak fenomena alam yang saya jumpai dan mengingatkan saya terhadap  kejadian realita pada saat ini. Sifat yang ada dan terjadi  pada hewan  yang di beri julukan “Monyet”  sungguh membuat  saya dan  beberapa rekan saya tergangah, mungkin hal ini sudah menjadi sifat  mereka sejak dulu hanya saja kami tidak pernah memperhatikannya dari  dahulu.
Tanggal 15 Juni 2010, Saya dan beberapa  rekan melewati Gunung Louser Kota Cane, pas di tanjakan tepatnya di kaki  gunung louser, kami mampir di tempat penjualan ikan paggang – dan  melihat 3 ekor monyet yang keluar dari semak – semak, kemudian mereka  duduk di pinggir jalan menunggu belas kasihan berupa sesuatu yang dapat  dimakan dari orang – orang yang lewat di jalan itu. Saya terus  memperhatikan, kebetulan ada seseorang yang memberi keripik pisang pada  seekor monyet seketika ia mengulurkan tangannya dan menerima keripik  itu, sementara yang lainnya melihat dengan mengkedip-kerdipkan kedua  matanya, tentu pasti berharap mereka juga mendapat bagian. Namun,  anehnya diantara mereka tidak mau saling berebutan, kalaupun yang lain  belum mendapat jatah, mereka hanya saling mendekat menunggu untuk di  beri, kalau tidak dikasih mereka itu pergi ke tempat yang lain dengan  tidak meninggalkan kekacauan bentuk apapun.  Berbeda dengan hewan yang  berjulukan anjing, anjing kalau di beri tulang oleh empunya dan jika  anjing yang lain melihat, maka anjing yang lain itu mengejar kemudian  terjadi perkelahian bahkan sampai robek kulitnya…..alhasil ada anjing  yang tidak mau berkelahi alias berkudis dialah yang mendapat tulang  tersebut. Dan kemudian lanjut ke cerita monyet, beberapa monyet yang  belum mendapat makanan dari pemberian orang yang lewat, mereka sabar dan  sabar terus menunggu sampai ada orang yang memberi mereka makanan, dan  kelihatan mereka duduk tenang dengan bersahaja di atas batu yang ada di  pinggir jalan.
Pada saat perjalanan ke Banda Acehpada  tanggal pebruari 2011 yang lalu, pada jam 5.30 WIB, kami  berhenti di  seulawah kemudian duduk dan bersenderan di mobil yang kami tumpangi,  kebetulan saya menghadap ke-arah hutan tepatnya ke salah satu pohon yang  agak besar dan  jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kami  ber-istirahat. Dari atas pohon saya melihat beberapa ekor monyet yang  hendak menuruni pohon tersebut mungkin dikarenakan adanya kami berhenti  di dekat tempat mereka dan kesempatan mereka untuk meminta sisa-sisa  makanan yang kami punya. Pada saat mereka menuruni pohon kayu besar itu,  terlihat monyet yang besar entah itu induknya atau mungkin itu  pejantannya,  jelas terlihat yang besar duluan menuruni pohon kayu  tersebut barulah di ikuti di belakangnya  oleh induknya dan beberapa  anak-anak mereka, lalu kemudian mereka datang kehadapan kami dan duduk  sambil melihat, mengawasi tangan kami yang kemungkinan akan membuang  sisa makanan atau memberi langsung makan kepada mereka, kebetulan pada  saat itu saya ada membawa beberapa bungkus roti, dan saya mengambil roti  tersebut dari tas lalu membagikannya kepada mereka dengan tertibnya  mereka datang secara bersamaan kemudian menerima pemberian saya dengan  satu persatu, setelah itu pergilah mereka menuju pohon kayu besar tempat  pertama meraka turun, untuk naik ke atas pohon, monyet yang besar itu  membiarkan yang lain duluan seolah-olah menyuruh anak-anak dan induknya  duluan naik kemudian gilirannya terakhir mengikuti dari belakang. Dari  kejadian tersebut terpikir  oleh saya rupanya mereka juga punya budaya,  kasih sayang, mengetahui apa dan siapa yang harus di dahulukan  betapa  indahnya aturan budaya mereka itu untuk menjamin kesejahteraan,  kekeluargaan, kebersamaan, keamanan dan keselamatan para keluarganya dan  lainnya.
Pebruari, hari ke- 23 tahun 2010, saya  melintas dijalan Jawa Tengah – Jawa Timur, yaitu melewati Ngawi dan  nganjuk untuk menuju surabaya, sebenarnya masih banyak daerah lain yang  di lewati, namun hanya tempat ini yang berkesan bagi saya, dan tempat  inilah yang akan diceritakan kejadiannya. Ketika hampir sampai di  Kabupaten nganjuk yaitu di hutan jati yang rimbun. Disini kami berhenti  untuk makan siang kebetulan jam sudah menunjukan Jam 2.30 hampir sore,  di antara hutan yang lebat itu ada Rumah Makan mungkin itu disediakan  khusus untuk Bus yang perjalanan jarak jauh, dan kami turun, saya  mengajak kawan yang jumpa di bus itu untuk makan sambil menikmati air di  pinggir hutan jati itu.  Disini juga tetap saya mengamati hewan yang  diberi nama monyet, entah kenapa? Mungkin karena saya sangat menyenangi  tingkah hewan tersebut. Singkat cerita di tempat ini – juga terlihat  beberapa monyet yang sedang bergelantungan di atas dahan dan ranting  pohon jati. Kemudian ada beberapa monyet yang agak besar bulunya sudah  hampir kemerah-merahan, berteriak sepertinya memberi tanda untuk  berkumpul, dengan patuhnya yang lain itu berkumpul ke tempat seputar  monyet yang besar itu. Lalu mereka memperhatikan kami, karena mungkin  jarang atau hanya pada waktu tertentu saja tempat tersebut di kunjungi  orang ramai.
Kemudian saya mendekati mereka dengan  mendatangi ke bawah pohon yang mereka diami, mereka terus memperhatikan  setiap langkah saya tampa ada kecurigaan, hanya memperhatikan saja,  seketika saya ada berada di bawah pohon itu, beberapa dari mereka pindah  lebih ke ujung dari dahan yang mereka naiki, di karenakan saya berada  tepat di bawah mereka, mereka pindah tidak menjauh melainkan hanya  menghindari supaya mereka tidak berada tepat di atas kepala saya saja.  Keadaan ini mengingatkan saya ke- beberapa tahun silam, yaitu tepatnya  tahun 1986 yang lalu bulannya kebetulan saya sudah lupa, tepatnya di  salah satu Desa yaitu Besi Gedok, yaitu Kampung Singah Mulo kebawah. Di  tempat ini pada tahun itu masih banyak komunitas monyet, dan pada saat  itu ketika mereka berjumpa sama manusia selalu menghindar dan lari  keatas pohon, seketika mereka lmelewati kita, mereka selalu menjulurkan  lidahnya sepertinya mengejekkita yang lewat, kemudian naik ke atas pohon  dan menggoyang-goyang dahan atau capang yang mereka naiki sambilmelihat  manusia yang lewat, kalau sudah agak jaraknya jauh mereka selalu  mengejek dengan cara mencibirkan bibirnya. Namun pada keaadaan saya di  seputaran Rumah Makan hutan jati itu, saya juga agak sedikit heran,  kenapa sifat monyet yang pernah saya jumpai beberapa puluh tahun yang  lalu tidak sama dengan monyet yang saya jumpai di hutan dekat masuk ke  Kota Nganjuk itu, sehingga timbul pertanyaan di benak saya, apakah beda  monyet dahulu atau monyet  Aceh Tengah, Aceh dengan monyet Jawa Timur  saat ini….?…?
Dan, pada tahun November 1992,  pengalaman yang paling membuat saya terharu dari perbuatan monyet ini  adalah, sewaktu saya berada di Florest yaitu di Nusa Tenggara Barat  (NTB), dan ada seorang teman yang asli penduduk NTB yang kerjanya  sebagaipembemburu, setelah hampir ratusan kali dia memburu monyet  sebagai mata pencahariannya, padasuatu saat tepatnya 1 Desember 1992,  dia menembak seekor monyet yang sedang menggendongan  aknya,seketikamonyet yang bersama anaknya pun jatuh dari dahan yang  kira-kira tingginya 12 meter, lalu kawan itu berlari ke-tempat jatuhnya  mereka, sesampainya ditemapat tersebut kebetulan saya ikut melihat,  induk monyet yang tertembak dan yang hampir matiitu, menyerahkan anaknya  kepada si penembak tadi, dengan sepontan kawan tadi mngambil anaknya  yang di serahkan induk monyet itu, stelah kawan tadi menerima kemudian  seketika induk monyet yang tertembak itupun mati. Akhirnya penyesalan  yang ada pada dada dan benak kawan itu, setelah sekitar 6 bulan, anak  monyet itu di pelihara, di urus dan di beri makan diperlakukannya persis  seperti manusia, akhirnya diantarnya kehutan dan dilepaskan ke alam  bebas. Inilah sedikit pengalaman yang mungkin hampir samadengan keadaan  yang sedang di alami oleh kita sebagai manusia saat ini.
 ——–
Sering kali di  kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk  memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan yang menyakitkan. Padahal,  pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa  menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.
(Joni MN)
by lovegayo.com 
 
 


