PERMATAN Nusantara yang berharga, salah satunya terdapat di wilayah kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu Pulau Rubiah yang bersebelahan dengan Pulau Weh. Keindahan alam bawah laut dan wisata bahari yang masih terjaga kealamiannya menjadi daya pikat pulau ini.
Foto Ekskavasi di Ceruk Mendale
Lakukan Eksavasi : Badan Arkeologi (Balar) Medan lakukan serangkaian penggalian (eksavasi) arkeologi di tiga tempat di Aceh Tengah pada Jumat (6/3). Tim beranggotakan 15 orang ini melakukan eksavasi (penggalian) sejak 6-13 Maret mendatang di Rock Shelter (Ceruk) Mendale kecamatan Kebayakan, Loyang (gua) Peteri Pukes kecamatan Kebayakan dan Loyang Datu Kecamatan Linge. (Foto : Khalisuddin The Globe Journal)
Tangis Gayo 1904 | bandatourism
Pada tanggal 12 Februari 1904 pasukan Belanda telah tiba di daerah tujuan,yaitu di daerah Gayo Laut, kira-kira 50 kilometer dari Takengon. Tetapi begitu Belanda menginjakkan kakinya di desa dekat Ketol, di-sambut dengan pertempuran sengit yang pertama, dimana pasukan Belanda mengalami korban, baik mati maupun luka-luka.
Masjid Pendem Jogya | bandatourism
Nama sebenarnya adalah Sumur Gumuling, namun mungkin dinamakan Masjid Pendem karena bangunan masjid ini posisinya terpendam atau terletak di bawah tanah. Bentuk bangunannya melingkar dan terdiri dari dua lantai.
Sarung Samarinda dari Kampung Mamanah | bandatourism
Kerajinan tenun Sarung Samarinda pada awalnya dibawa para perantau Bugis dari Sulawesi yang tinggal di pesisir Sungai Mahakam, tepatnya di Kampung Pamanah, Gang Pertenunan, Samarinda Seberang. Berada jauh dari tanah leluhur tidak membuat perempuan Bugis melupakan tradisinya. Sambil menunggu suami-suami mereka pulang dari bekerja serta mengasuh anak-anak, mereka memanfaatkan waktu dengan menenun sarung. Sarung bermotif kotak-kotak yang mereka buat ternyata menarik perhatian orang-orang untuk membelinya.
Pulau Kumala, Delta di Sungai Mahakam | bandatourism
Pulau Kumala merupakan daerah delta yang menyerupai pulau kecil di tengah Sungai Mahakam. Pulau kecil ini memanjang ke sebelah barat Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari tahun 2000, daratan seluas 76 hektare ini dirancang pemerintah daerah setempat untuk menjadi sebuah taman wisata rekreasi yang arsitekturnya merupakan perpaduan antara teknologi modern dan budaya tradisional.